Adiknya Caleg,  Komisioner KPU NTT Tetap Profesional

kpu ntt lodowyk

KUPANG kabarntt.id—Lodowyk Fredrik Ringu, salah satu anggota komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT, tetap akan berdiri pada posisi  netral dan profesional meskipun salah seorang adiknya maju sebagai calon legislatif (Caleg) DPR RI  dari Partai Gerindra.

Seperti ramai diberitakan, adik kandung Lodowyk bernama  Oktobius Wiritana Ringu maju menjadi caleg DPR RI dari daerah pemilihan NTT 2 dari Partai Gerindra.

Bacaan Lainnya

Di KPU NTT Lodowyk  berada  di divisi  teknis yang antara lain membidangi tahapan verifikasi parpol, penataan dapil, pencalonan, pungut hitung dan penetapan calon terpilih.

Kepada  kabarntt.id melalui telepon, Rabu  (20/11/2023),  Lodowyk  menegaskan  pihaknya tetap menjunjung profesionalisme dalam pekerjaannya sebagai penyelenggara sehingga seluruh proses pemilu 2024 mendatang tetap berjalan aman dan lancar.

“Jauh hari sebelum tahapan pemilu dimulai, tepatnya 14 Juni 2022, saya mendapat informasi dari kakak tertua saya ,yakni Ibu Nelce Ringu, mantan Ketua Bawaslu Provinsi NTT periode 2012-2017, yang menyampaikan kalau salah satu adik kami, Oktobius Wiritana Ringu, berniat untuk maju jadi caleg DPR RI dari Partai Gerindra.

“Saat mendengar informasi itu saya spontan menyatakan saya tidak setuju, dengan alasan saya ini sebagai penyelenggara pemilu, apalagi di tingkat provinsi dipercaya sebagai Ketua Divisi Teknis yang membidangi salah satunya adalah pos pencalonan,” tutur Lodowyk.

“Terjadi diskusi panjang, tetapi saya tetap pada prinsip bahwa saya tidak setuju, sampai suatu saat adik Oktobius Wiritana Ringu menyampaikan sendiri kepada saya kalau dia berniat dan serius untuk maju menjadi calon. Mendengar hal itu saya langsung bertanya kembali, betul-betul kau serius, benar kau serius, jangan main-main, saya ada di sini,” kata Lodowyk.

Lodowyk  mengatakan, dirinya mempertaruhkan  posisinya jika adiknya serius maju. “Dia bilang saya tidak main-main. Saya serius. Oke, kalau kau serius kau punya hak politik yang tidak bisa dikekang atau dibatasi sebagaimana selama ini saya menjunjung tinggi hak politik warga, hak politik pemilih. Saya menghormati, silahkan bekerja,” katanya.

Lodowyk mengatakan, dia mengizinkan adiknya maju caleg karena memang itu haknya.

“Sebagai kakak, saya mengizinkan kepadanya untuk berpolitik, sambil saya tetap bekerja secara profesional sebagai penyelenggaran pemilu,” tegasnya.

Lodowyk mengatakan, dirinya paham peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Nomor 2 tahun 2017 pasal 8 huruf K yang memerintahkan kepada setiap penyelenggara agar dapat secara terbuka mengungkapkan dalam rapat pleno resmi tentang adanya hubungan kekerabatan dengan calon atau tim kampanye peserta pemilu.

“Pada saat rapat pleno rutin, setelah semua bagian membahas agendanya masing-masing, saya secara resmi meminta kepada forum rapat pleno agar diberikan kesempatan memyampaikan tentang hal ini. Saya minta waktu untuk menyampaikan sesuatu dan oleh ketua anggota sekretaris serta pejabat struktural dan fungsional KPU NTT, saya menyampaikan bahwa saya punya hubungan kekerabatan sebagai kakak kandung dari seorang calon dari Partai Gerindra Dapil 2 NTT untuk DPR RI nomor 5,” urai Lodowyk.

Rapat pleno KPU NTT kemudian merekomendasikan agar Lodowyk segera mengundang media massa menyampaikan hal ini secara terbuka.

Atas inisiatif sendiri, kata Lodowyk, dirinya mengundang Harian Timex dan dan Pos Kupang dan mengungkapkan persoalan ini untuk diberitakan secara luas.

Dia berharap posisinya sebagai komisioner KPU NTT dan adiknya yang maju menjadi caleg DPR RI diketahui publik. Lodiwyk  berharap dengan  mengetahui hal itu publik bisa  mengatasinya secara khusus.

“Karena saya selama ini meyakini sudah bekerja secara profesional, ke depan saya sudah siap diawasi dan siap dikritisi kalau ada cara-cara saya yang dianggap tidak profesional tidak sesuai dengan regulasi yang ada,” tegasnya.

Meskipun saat ini pihaknya sementara mengikuti seleksi KPU NTT untuk maju ke periode kedua, Lodowyk siap menerima apa pun yang terjadi atas sikap profesionalnya.

“Saya siap menerimanya dengan hati yang lapang dan penuh rasa hormat, saya menerima risikonya karena tidak mungkin saya menyangkal adik kandung saya sekaligus tidak mungkin saya mengekang hak politiknya.  Di sisi lain saya harus menjaga, mengangkat, menghormati hak politik pemilih.  Ini kondisi yang  saya alami. Dengan hormat saya siap menjalani tugas dan tanggung jawab. Kalau masih dipercaya saya pastikan saya akan terus menjaga kehormatan ini,” imbuhnya.  (np)

Pos terkait