Oleh Pater Kons Beo, SVD
Bacaan I Kisah Para Rasul 2: 36 – 41
Mazmur Tanggapan Mzm 33:4-5.18-19.20.22
Ref: “Bumi penuh dengan Kasih SetiaMu”
Injil Yohanes 20:11-18
“Ibu, mengapa engkau menangis?”
Yohanes 20:13
(Mulier, quid ploras?)
Kawan ku…
Amatlah manusiawi jika kita mesti cucurkan airmata. Ada yang kita tangisi dalam kisah-kisah nyata yang menyayat hati. Kita didera pengalaman kehilangan, kegagalan, alur rasa hati diabaikan!
Kawan ku…
Renungkanlah!
Tidak kah kita larut dalam kesedihan saat kita tahu sesama dengan sengaja tak lakukan sesuatu yang berarti buat kita, padahal senyatanya ia sanggup dan berkesempatan untuk melakukannya? ‘Sesama memilih tak ingin ada di samping kita saat kita sungguh rindukan kehadirannya?’
Kawan ku….
Kita bisa saja larut dalam sedih. Dengan rupa-rupa alasan pengalaman menyayat yang kita alami.
Bagaimanapun, masih adakah celah untuk kita dapat melihat semuanya dalam bola mata yang diperbaharui?
Kawan ku…
Maria Magdalena, di dekat kubur Yesus itu, larut dalam air mata kesedihan. Mungkin kah ia dapat melihat dengan jelas sosok Yesus, saat bola matanya masih digenangi air mata duka? Tentu tidak!
Perlahan Maria Magdalena dituntun Yesus sendiri untuk menyadari dan mengenal kembali Yesus, Gurunya.
Kawan ku…
Memanglah! Larut berlinangan airmata sejadinya atas segala harapan dan impian yang tak tiba pada kenyataan dan cita-cita sering jadi penghalang untuk melihat semuanya secara baru!
Namun, dalam kegagalan, dalam kisah kehilangan, dalam rasa hati ditinggalkan dan diabaikan, Tuhan bisa saja hadir dalam ‘rahmat terselubung yang perlahan dapat kita sadari. Dan kita lalu dibawa pada keteguhan iman!





