Oleh Pater Kons Beo, SVD
Sebenarnya tak ada yang istimewa. Bukanlah hal yang luar biasa. Sejak resmi jadi Pemimpin Spiritual Gereja Katolik sejagat, Paus Fransiskus semakin menegaskan karakter dan pilihan style dirinya. Penentuan nama ‘Fransiskus’ adalah satu pilihan spiritual dan pastoral yang kaya dan subur dalam pemaknaannya.
Kisah hidup dan pribadi St Fransiskus dari Assisi itu telah jadi ilham bagi Sri Paus Fransiskus untuk menakhodai ‘Gereja bagai bahtera mengarungi zaman.’ Sejauh yang kita renungkan, dari St. Fransiskus Assisi (+ 1226) terpancarlah kekuatan spirit kemiskinan, gelora kesederhanaan dan jiwa persahabatan penuh teduh dengan semesta.
Dalam ‘miskin dan sederhana’ didapatkanlah roh dan jiwa lepas merdeka. Agar tubuh tak terjebak atau terantai dalam kelekatan maha lengket akan yang fana. Agar pula raga jasmaniah ini tak sekian gelisah penuh cemas. Hati tidak boleh berontak bahwa selalu ‘kurang dan tetap saja sedikit dari apa yang dimiliki.
Jika mesti serius pada kisah-kisah Injil, maka lebih banyak kali Yesus bicara serius tentang kegelisahan akan barang duniawi yang pudarkan dan bahkan senyapkan spirit kemuridan. Tidak kah orang muda yang kaya itu mesti berlalu dari Yesus karena banyaknya hartanya (Mat 19:16-26)?