Natal di Simpang Eskapisme

IMG 20241122 174108

Oleh Pater Kons Beo, SVD

“Saat kamu mampu berdamai dengan kekurangan dan keterbatasanmu, sebenarnya kamu baru saja menambah satu kelebihan pada dirimu” (Anonim)

Bacaan Lainnya

Natal: Padat, Sibuk dan Ramai

Christmas Rush. Itu sudah jadi kisah rutin nan klasik di jelang Natal. Seorang teman beri info sekilas. Katanya, di Cebu-Filipina Selatan, misalnya, manusia sudah pada jubel-jubel bahkan sejak September. Sepertinya sudah bikin padat jalanan. Pusat-pusat perbelanjaan dan keramaian diserbu. Di situ, itu bisa dibilang sebagai gambaran atmosfer Natal terlama. Tentu suasana serupa bisa terjadi di seantero negeri.

Di jelang Natal, alam sukacita memang tak dapat disembunyikan. Kaum beriman sudah dibikin sibuk. Atau tepatnya sudah bersibuk ria. Keseharian yang rutin, yang bikin penat diri dan membosankan di hari-hari sebelumnya, mesti segera dipangkas oleh ‘kesibukan jelang Natal.’ Lukisan lainnya?

Bisa dibilang saja, di Christmas Rush, segala duka mesti ditinggal. Wajah murung mesti jadi berseri. Tatapan sembab mesti berubah jadi sinar berbinar. Di jelang Natal, aura cahaya pun mesti kuat membakar kepekatan malam. Hangatkan jiwa yang tawar dan hati yang dingin.

Pos terkait