“Adakah Yang Tak Mampu Kubuang?”

IMG 20241230 175242

Oleh Pater Kons Beo, SVD

Entah bagaimanakah caranya? Di saat-saat kini, sepertinya waktu mesti diperlambat lajunya. Walau itu pasti tak mungkin, toh setiap kita tampaknya dibikin terpaku. Jedah sejenak dalam waktu yang terus mengalir. Kita mesti pulang ke ‘yang sudah-sudah di silam itu.’ Dan itu berat memang…

Bacaan Lainnya

Semua yang silam, itulah kepastian. Tak terbantahkan. Litania kisah dan peristiwa di silam itu bisa ditatap dalam sinar mata sendu kelabu. Penuh air mata penyesalan. Hilang dan gagal itu sudah jadi kepastian milik kita. Kita bisa saja ‘menghibur hati’ dalam sesal penuh ‘seandainya….dalam satu kuasi kepastian positif namun sungguh kosong. Tak nyata! “Wah, seandainya….., pasti aku tidak mungkin gagal.”

Bagaimana pun, kembali memeluk diri yang tak indah di dalam kisah penuh kepahitan mesti dilewati. Walau itu bukanlah sikap dan tindak semudah balikkan telapak tangan. Iya, tak segampang untuk menerima bahwa ‘hidup yang telah tertenun jadi lembaran kisah-kisah pahit dan suram mesti diterima dengan jiwa, besar dan lapang dada.

Pos terkait