Oleh Pater John Naben, SVD
Hari ini kita memulai Tahun Yang Baru; Tahun 2025. Banyak kisah yang sudah kita lewati selama 365 hari di tahun 2024. Ada kesuksesan yang diraih namun tak sedikit pula kegagalan yang menghantui. Ada banyak rahmat yang tercurah, tetapi tidak sedikit pula berkat yang tercecer begitu saja. Ada peristiwa yang memilukan, juga ada keberhasilan yang tercapai. Susah-senang, untung-malang, suka-duka, bahagia-derita, sukses-gagal; berjalan bersama-sama. Dua sisi kehidupan ini selalu beriringan. Seperti dua sisi mata uang, keduanya tak terpisahkan.
Mengawali tahun 2025 ini, hendaknya kita menoreh kisah sambil bercermin diri; sejauh mana dan bagaimana harus melangkah ke depan. Ada cita-cita, ada mimpi, ada harapan. Dan oleh karena itu, manusia sebagai peziarah mesti mengaktifkan seluruh indra, khazanah berpikirnya; mengoptimalkan kepala, hati dan budi untuk menimbang, memutuskan dan mengeksekusi segala hal.
Paus Fransiskus telah mencanangkan tahun 2025 sebagai Tahun Yobel dengan tema: Peziarah Harapan. Tema ini diambil dari teks Kitab Suci Perjanjian Baru; khususnya dalam Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di Roma 5:5 yang berbunyi: “…dan pengharapan itu tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita”.