Ignas Kleden dan “Terpaksa Jalan”

ignas kleden

Oleh Robert Bala

Dalam beberapa tahun terakhir, tanpa saya sadari, cukup banyak pembaca yang mengkategorikan saya sebagai penulis ‘eulogi’ khusus bagi yang wafat. Julukan ini bisa disebut berlebihan. Yang saya lakukan hanyalah mengangkat hal yang terlupakan atau kalau tidak ditulis maka ada potensi untuk dilupakan.

Bacaan Lainnya

Tetapi 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐮𝐥𝐢𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐈𝐠𝐧𝐚𝐬 𝐊𝐥𝐞𝐝𝐞𝐧. 𝐁𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐢𝐭𝐮 ‘𝐬𝐩𝐞𝐤𝐭𝐚𝐤𝐮𝐥𝐞𝐫’. 𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐚𝐤𝐮𝐢. 𝐊𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫, 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬, 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐫𝐢𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐡𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐜𝐚𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬.

Tetapi karena sudah terlanjur dapat julukan itu, maka ada saja yang masih menagih. Jadilah tulisan ini, disampaikan setelah 4 hari wafatnya sastrawan, filsuf, dan sosiolog itu.

𝑺𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊, 𝑪𝒖𝒌𝒖𝒑

Kalau berbicara dengan orang hebat tidak perlu berulang-ulang. Sekali saja cukup. Itulah ingatan yang masih kuat terpateri. Saya hanya bertemu secara personal dengan Ignas sekali saja. Itu terjadi tahun 2005 saat menjadi orang asing di Jakarta.

Pos terkait