Oleh Tony Kleden
Ingat Tour de Entete 2025 jadi ingat Tour de Flores (TdF) 2017. Ingat TdF, ingat juga Hari Pers Nasional (HPN) 2011 di Kupang. Ingat HPN Kupang, jelas mesti ingat Frans Lebu Raya (alm), Gubernur NTT periode 2008-2018.
Menyebut beberapa iven skala nasional dan internasional di NTT ini bukan sekadar nostalgia. Ada kaitan satu sama lain. Kaitannya kuat dan berdampak. Tahun 2011 NTT menjadi tuan rumah HPN. Banyak yang meragukan. Adakah fasilitas umum, semisal hall yang bisa menampung ribuan orang? Berapa banyak hotel yang representatif untuk menampung ribuan peserta utusan dari seluruh Indonesia? Rumah makan dan restoran cukup?
Aneka pertanyaan ini adalah gambaran keraguan NTT menjadi tuan rumah HPN 2011. Banyak suara bernada sumbang. Suara emas Gubernur Frans Lebu Raya akhirnya jadi kata putus. “Kita harus siap. Kalau tidak sekarang kapan lagi? NTT pasti bisa,” kata Gubernur Frans Lebu Raya (Dion DB Putra, dkk, “Geliat NTT, Jambi dan Bengkulu Pasca HPN”, PWI Pusat, 2015).
Kalau saja Frans Lebu Raya menolak, beberapa provinsi lain sudah siap menjadi tuan rumah. Mereka berebutan. Syukurlah, Frans Lebu Raya menyatakan siap.

Dan, kesiapan berbalut tekad Frans Lebu Raya itu membawa efek jauh sekali hingga hari ini. Kesiapan itu bergema menembus tembok kekurangan dan kesulitan. Meluluhkan keraguan. Dan terpenting, membuka mata dunia luar melihat bahwa NTT sejajar dengan provinsi lain. Bahwa NTT bukan tidak ada apa-apanya. NTT ada apa-apanya.







